Para ulama Hamas, Al Ikhwanul Muslimin dan berbagai
organisasi perjuangan Muslimin di Timur Tengah telah
menyerukan boikot terhadap produk-produk yang
mendukung negara Zionis Israel. Syeikh Yusuf Qardhawi
telah mengeluarkan fatwa yang sangat rinci mengenai
seruan ini.
Qardhawi mengatakan, haram hukumnya ummat Islam
membeli produk dan barang dagangan Yahudi dan Amerika,
dan menganggapnya itu sebagai salah satu dosa besar.
Dia menambahkan, bahwa jihad sekarang ini hukum fardhu
`ain (wajib) karena Yahudi menghalalkan segala apa
yang diharamkan dan tidak mengindahkan norma-norma
moral dan nilai-nilai kemanusiaan serta hukuman
internasional.
Produk-produk Amerika perlu diboikot, karena negara
ini ikut membiayai negara Israel, berupa bantuan
keuangan tiap tahun. Bahkan sebagian anggota Kongres
Amerika kini sedang berusaha agar Presiden George W
Bush menaikkan bantuan kepada Israel. Program bantuan
luar negeri tahun 2002 yang telah disetujui Presiden
Bush adalah US$ 2,04 miliar untuk bantuan militer dan
US$ 730 juta bantuan keuangan, adalah hampir 20% dari
total bantuan luar negeri Amerika ke seluruh dunia.
Bentuk gerakan boikot yang paling sederhana adalah
dengan tidak membeli produk-produk buatan Amerika dan
Israel, atau produk dari negara manapun yang
berhubungan baik dengan Israel. Hubungan itu bisa
berbentuk kerja sama dagang, investasi, maupun
pengembangan produk. Setiap Muslim bisa menahan diri
untuk tidak membeli kebutuhan sehari-hari berupa
makanan, minuman, atau pakaian yang bertanda "made in
Israel" atau "made in USA" atau merek-merek yang
memang dikenal berasal dari jaringan kedua negara itu.
Produk2 tsb diantaranya :
Harry Stonecipher dari perusahaan industri pesawat
terbang Boeing
Dr. Ferdinand Piech dari perusahaan mobil Jerman
Volkswagen AG
Sir Richard Greenbury dari perusahaan retail Marks &
Spencer
Nicholas Frank Oppenheimer dari perusahaan berlian De
Beers Consolidated Mines Ltd
Peter Brabeck-Letmathe dari perusahaan susu dan
makanan Nestle S.A.
Franck Riboud dari perusahaan makanan dan minuman
Danone
Richard H. Brown Esq dari perusahaan telekomunikasi
Cable & Wireless
Christopher C. Galvin dari perusahaan telekomunikasi
Motorola Inc.
Ted Leonsis dari perusahaan sistem komputer dan
internet AOL studios
Dr. Heinrich Von Pierer dari perusahaan telekomunikasi
Siemens
Pascal Castres dari perusahaan kosmetika St Martin
L'Oreal
Roger S. Fine perusahaan produk kebutuhan bayi dan
balita Johnson & Johnson
Lucien Nessim perusahaan pakaian dan makanan Sara Lee
Robert P. Van der Merwe dari perusahaan kebutuhan
rumah tangga Kimberley-Clarke Eropa, spt Huggies,
kleenex, kotex dll.
Berikut ini adalah daftar produk-produk Zionis Yahudi
yang telah kami dapat dari NRNTA Project Indonesia dan
INMINDS INTERNATIONAL :
COCA-COLA, FANTA, FRESH TEA, SUNKIST, SPRITE, NOKIA,
MOTOROLA, SIEMENS, BENQ, JHONSON & JHONSON, WALT
DISNEY, CARREFOUR, NESTLE, DANCOW, NIDO, MILO, KOKO
CRUNCH, TOYS R US, DANONE, NABISCO, MCDONALDS,
KENTUCKY FRIED CHICKEN, A&W, SARA LEE, INDOSAT,
MENTARI, MATRIX, IM3, IM2, STAR TV, DEWA 19, AQUA,
KIWI, ICQ, CBN, CBS, HBO, DPO, EXXON, SONY SDDS,
SANEX, AMEX (AMERICAN EXPRESS), BOEING, DAIMLER,
CHRYSLER, MERCEDES, VOLKSWAGEN, JAGUAR, DODGE, ALFA
ROMEO, GM FORD, CADILLAC, BURGER KING, ARBYS, DOLE,
DAYS INN, MALBORO, MERIT, BENSON, L&M, HYATT, MARRIOT,
SHERATON, STARBUCKS, MARKS & SPENCER, P&G (PROCTOR &
GAMBLE), SUAVE, BRAUMS, WESTELL, AOL (AMERICAN
ONLINE), INTEL, MICROSOFT, APPLE COMPUTER, VIACOM,
CREATIVE, SOUND BLASTER, HP (HEWLET PACKARD), TORCHE,
AMERITRADE, ALCOA, BISSEL, SNAKE ORDERTRUST, AMBI PUR,
LEGGS, HOLLYWOOD, PARAMOUNT PICTURE, COLUMBIA PICTURE,
STARTREK, LUCIFER, SATURN, WALMART, AT&T, CABLE &
WIRELESS, TEXACO, SHELL, LUCENT, VAULT, LOVABLE,
WONDERBRA, GOSSARD, PICKWICK, OUTER BANKS, DIM, NUR
DIE, HANES, PILAO, PLANTEX, MAISON CAFE, SUPENOR,
DONWE EGBENS, CHAMPIONS, CLINIQUE, MAXWELL, PYRAMID,
AON, BBB COMPANY, PITTWAY, HUGO BOSS, LEVI’S,
WRANGLER, HARLEY DAVIDSON, ARIEL, DANZIGER, BALI,
CITGO, CHEVRON, UNOCALL, ARAMIS, ESTEE LAUDER,
L’OREAL, KIMBERLEY-CLARKE, KLEENEX, ANDREX, KOTEX,
HUGGIES, PAMPERS, DELCO, ORIGINS, TOMMY HILFINGER,
DKNY, COMET, REVLON, DE BEERS, CRAIN’S, CLAREMONT,
CHICAGO BULLS, ARSENAL FC, BANK OF AMERICA, PBB/UNITED
NATIONS, ROTHSCHILD, US DOLLAR, ILLUMINATI, OPUS
SUPREMUS, LIONS CLUB, ROTARY CLUB, FREEMASONRY,
FREEMANTLE MEDIA, BLUE MASONRY, KOMUNISME, HEDONISME,
SEKULARISME, KAPITALISME, LIBERALISME, SOSIALISME, DAN
SEMUA PRODUK YANG MEMILIKI BARCODE BERAWALAN ANGKA 729
(BARCODE ZIONIS ISRAEL)
Daftar Produk AS yang Diboikot Oleh Para Ulama
Restoran:
• KFC
• Arbys
• McDonalds
• McBurger
• Pizza Hut
• Chilies
• Hardees
• Paridies
• Pizza Little Sitzer
• Jack in the Box
• A&W
• Kantez
• Baskin Robbins
• Wimpy
• Dominos Pizza
• Texas
• Slizer
Produsen Makanan & Minuman AS:
Minuman:
• Pepsi dan anak perusahaannya: Mirinda dan 7up
• Coca-Cola dan anak perusahannya (Anda kalau membaca
tulisan Cola-cola dari belakang botol, akan tertulis:
no Muhammad, no Mecca)
• Sprite dan Fanta
• Produk Hanes and Crystal: Mayonnaise, Kecap
• California Garden and Warner & Lambert
• T-Shirt, Sepatu: Semua baju dan sepatu merk Nike
(pernah tertulis kata "Allah" dalam sebuah produknya),
Adidas, Kate dan Calvin Klein
• Peralatan Listrik : Power, Union Air, Clifinitour ,
Admiral, Harmony, Alaska, Duncan, Motorola, Alcatel.
• Baterei: Everydy, Energizer dan Doorsill
• Mobil: Ford, Chrysler, Hammer, Chevrolet, Puck Dan
Semua produk General Electric
Perusahaan-Perusaha an AS yang mendanai Zionisme
Internasional:
• A & M FOODS A & W BRANDS
• CAMACHO, INC .
• ZEREGA’S SONS
• PANZA & SONS
• A.E. STALEY MANUFACTURING COMPANY
• A.J. ALTMAN
• A.L. BAZZINI CO
• A ARHUS, INC ABBA
• AB BEIJER COMPANY
• ABCO LABORATORIES
• ABEL & SCHAFER
• ABELES & HEYMANN
• ABRAHAM’S NATURAL FOOD
• ACCRU PAC GROUP ACE BAKING CO .
• ACIME SMOKED FISH CORP
• ADAMS VEG. OILS
• ADAM MILLING
• ADRIENNE’S GOURMET FOODS
• ADVANCED SPICE & TRADING
• AG PROCESSING
• AGRO FOODS
• AIR PRODUCTS & CHEMICALS,INC
• AJINOMOTO, U.S.A
• AK PHARMA, INC
• AKZO & PACIFIC OLEOCHEMICALS
• ALBERTO-CULVER COMPANY
• ALBRIGHT & WILSON CO .
• ALCAN FOIL PRODUCTS
• ALEX FRIES & BROS .
• ALGOOD FOOD COMPANY
• ALL STAR FOODS
• ALLE PROCESSING LLEN FOOD PRODUCTS
• ALLFRESH FOOD PRODUCTS
• ALLIED CUSTOM GYPSUM COMPANY
• ALLIED FOOD DISTRIBUTORS
• ALLTECH ALEO FARMS
• ALTA DENA
• ALUMAX FOILS Bahan-bahan Kimia dan pembersih: 1. PT.
Procter and Gamble (memproduksi: Oloiez, Pampers,
Ferry, Downy, Ariel, Tide, Head and Shoulder, Pantene,
Camay, Zeset, Mack Factor, Carmen) 2. PT. Johnson &
Johnson (memproduksi: Shower to Shower, Cream Johnson)
3. Nectar 4. Avon 5. Revlon 6. Gardena 7. Pasta gigi
Corset Alat Tulis: Bulpen merk Shiver, Parker dan Hear
Bank Amerika: Bank America International, American
Express, Bank of America, Bank of New York Lain-lain:
Rokok AS seperti: Marlboro, Kant, Janstown, Lark,
Merit, Gold Cost, Carlton, LM, More.
Fatwa Majelis Ulama Palestina Sumber: al Markaz al
Filistini lil I’lam (PIC) (abu ais)
Mari kita bantu saudara-saudara kita di Palestina
dengan semampu kita.
ALLAHU AKBAR !
Rabu, 07 Januari 2009
Minggu, 04 Januari 2009
Hamas Tangkap Serdadu Israel
Minggu, 4 Januari 2009 | 17:26 WIB
DUBAI,MINGGU-Sayap militer Hamas berhasil menangkap seorang prajurit Israel di Gaza, kata laporan televisi Al Arabiya, Minggu (4/1). Jaringan televisi yang bermarkas di Dubai itu tidak menjelaskan sumber dari laporan tersebut.
Al Jazeera, jaringan televisi kawasan itu lainnya, juga melaporkan berita yang sama, berdasarkan laporan stasiun televisi yang berpangkalan di Gaza.
Sementara itu, tank-tank Israel dan pasukan infantrinya terlibat bentrokan sengit di Jalur Gaza, Minggu, dalam serangan darat yang dilancarkan setelah delapan hari militer negara Yahudi itu melancarkan serangan udara yang menelan banyak korban.
Namun demikian, serangan-serangan Israel tak mampu menghentikan serangan-serangan roket dan mortir yang dilakukan para pejuang Gaza terhadap wilayah Israel.
Presiden Mesir, Hosni Mubarak, menegaskan ’Mesir mengutuk sekeras-kerasnya operasi darat yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, dan serangan terhadap wilayah itu dengan berbagai kekuatan.
Mesir menyerukan kepada Israel agar segera menghentikan serangan-serangan mereka tanpa syarat, dan menyerukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) serta Kuartet Timur Tengah untuk melakukan tanggungjawab mereka sepenuhnya, tanpa ditunda untuk menghentikan agresi Israel.
Tetapi, Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, mengatakan: "Itu tidak mudah. Serangan tak bisa diperpendek." Juru bicara militer negara Yahudi, Mayor Avital Leibovitch mengatakan, sasaran serangan adalah untuk menghancurkan infrastruktur Hamas di daerah-daerah operasionalnya.
Sementara itu pejabat Hamas, Ismail Radwan, mengatakan: "Kami telah mempersiapkan pernyataan kemenangan untuk Anda (rakyat Palestina) ... dan Anda akan segera menyaksikannya." Terhadap tentara Israel, Radwan mengatakan, bahwa Gaza tidak akan menjadi tempat piknik, tetapi ’Gaza akan menjadi kuburan Anda semua.’ Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida, menegaskan bahwa Zionis harus tahu bahwa pertempurannya di Gaza akan kalah.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Sean McCormack mengatakan kepada pemerintah Israel, bahwa aksi militernya harus memperhatikan potensi dampak terhadap penduduk sipil. AS sangat prihatin atas situasi kemanusiaan di Gaza. Namun dia juga mengatakan, bahwa Hamas menjadikan rakyat Gaza sebagai sandera. Dia mengharapkan gencatan senjata harus dilakukan secepat mungkin, ’tetapi kami ingin gencatan senjata itu bertahan lama tidak terbatas waktunya.’
Sementara itu, Sekjen PBB, Ban Ki-moon menyatakan kepada Perdana Menteri Israel Ehud Olmert melalui telepon, tentang keprihatinannya dan kekecewaannya, dan minta Israel menjamin keselamatan rakyat sipil, serta mengizinkan bantuan-bantuan kemanusiaan mencapai tempat-tempat yang dituju.
Sekjen menyerukan mitra-mitra kawasan dan internasional untuk menggunakan semua pengaruhnya untuk mengakhiri secepatnya pertumpahan darah dan penderitaan rakyat Palestina.
ONO
Sumber : Ant
Sabtu, 03 Januari 2009
Tahun Baru di Jalur Gaza: Cuma doa senjata kami yang tersisa
CUMA DOA, SENJATA KAMI YANG TERSISA
2009-01-02 17:24:00
kispa.org-"Musik tahun baru kami adalah deru suara
pesawat tempur Israel, kembang api tahun baru kami
adalah percikan-percikan sinar dari misil-misil
Israel," kata Raed Samir, seorang pemuda Gaza dengan
nada sendu.
Itulah gambaran tahun baru di Jalur Gaza, di saat
penduduk dunia bersuka ria merayakan tahun baru dengan
hura-hura dan pesta kembang api. Dimana-mana
disampaikan pesan tahun baru yang penuh harapan, tapi
tidak bagi warga Gaza yang memulai tahun baru dengan
penderitaan yang mungkin akan berlangsung lama akibat
kebiadaban kaum Zionis Yahudi Israel.
"Lihatlah ke luar, pesawat-pesawat tempur F-16
tersenyum padamu, misil-misil menari untukmu, zanana
(suara gemuruh) bernyanyi untukmu," itulah bunyi sms
yang diterima Fathi Tobal, juga warga Gaza dari
seorang temannya.
Tobal dengan sinis berkata,"Sementara orang lain di
seluruh dunia berpesta, kelihatannya pasukan udara
Israel sedang berusaha memberikan kami kembang api."
Apa yang dirasakan rakyat Palestina sekarang? Banyak
diantara mereka yang merasa diabaikan dan dikhianati
oleh masyarakat internasional. "Dunia seharusnya
membuka mata, daripada menari-nari dan minum-minum,
mereka seharusnya menghentikan sebuah holocaust yang
sedang dialami rakyat Gaza. Dunia internasional
seharusnya sudah menghentikan dan melindungi hak-hak
kami dibawah penjajahan Israel," kata Asad Abu
Sharekh, seorang profesor dan pengamat politik.
Warga Gaza bernama Marwan, 40, mengatakan, di
apartemennya yang cuma dua kamar kini ada 25 anggota
keluarganya yang mengungsi untuk menghindar dari
serangan udara Israel. "Orang tua, saudara perempuan,
saudara lelaki saya terpaksa mengungsi karena khawatir
dengan bombardir Israel di tempat tinggal mereka,"
ujarnya.
Banyak keluarga di Gaza kini mengungsi ke rumah
kerabat atau ke gedung-gedung sekolah. Meski di tempat
itu juga mereka tidak aman karena Israel tidak pandang
bulu menjatuhkan bom-bomnya. Masjid-masjid pun menjadi
target serangan pasukan Zionis biadab itu.
"Seperti yang kalian lihat, pesawat-pesawat Israel
menebarkan ketakutan dimana-mana. Saya berharap
anak-anak muda di tempat lain, melakukan sesuatu
sebagai bentuk solidaritasnya pada kami, anak-anak
muda di Palestina.
Pada tahun baru, rakyat Palestina biasanya mengucapkan
"Kul am wa antum bi khoir" (Semoga Anda selalu sehat
dan selamat). Tapi tahun ini, warga Palestina di Gaza
saling mengucapkan "Kul qasif wa antum bi khoir"
(semoga Anda selamat setelah pengeboman). Sungguh
Ironis.
Sebagian warga Gaza yang bertahan di rumah-rumah
mereka tidak berani keluar. Anak-anak tak lagi pergi
sekolah, para lelaki tidak bisa bekerja bahkan salat
pun kini di rumah saja, karena masjid-masjid banyak
yang hancur. Para orang tua langsung meraih
anak-anaknya, jika melihat mereka mendekat ke jendela
atau membuka pintu untuk sekedar mengintip situasi di
luar.
Abu Anas Al-Banna beserta isteri dan 10 anaknya kini
cuma bisa berdiam diri di rumah kecil mereka di Gaza
City. Selama enam hari ini mereka merasakan getaran
dan suara dentuman yang memekakkan telinga akibat
ledakan misil-misil Israel.
"Kematian mengintai kami semua. Saya sendiri panik dan
rasanya ingin berteriak, tapi tak bisa. Saya harus
kuat demi anak-anak saya," kata seorang ibu sambil
memeluk erat Sami, puteranya yang baru berusia tiga
tahun dan tidak berhenti menangis.
"Tidak ada jeritan ataupun air mata yang bisa
menyelematkan kami. Berdoa. Doalah satu-satunya
senjata kami yang tersisa," kata Abu al-Banna.
Saat malam menjelang merupakan saat-saat yang
menakutkan bagi keluarga al-Banna. Lina, 14, salah
satu anak perempuan al-Banna, dari sudut tempat
tidurnya cuma bisa berbisik bahwa ia sangat ketakutan
saat malam tiba. Saudara lelakinya, Anas, juga masih
ketakutan setelah beberap jam bombardir yang dilakukan
Israel ke pemukiman mereka. Tubuhnya gemetar. "Saya
tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Saya kehilangan
semua rasa indera saya," kata Anas.
Sejak serangan Israel hari Sabtu kemarin, keluarga
al-Banna memutuskan untuk tinggal dalam satu ruangan.
Mereka memilih kamar yang tidak ada jendela di sudut
yang paling jauh dari lantai dasar, tempat yang paling
minimal dari resiko terkena bombardir Israel. Abu
al-Banna juga menyiapkan peralatan pertolongan
pertama. Meski demikian, mereka tetap tidak bisa
memejamkan mata saat malam turun di Gaza.
Anak-anak menutup muka atau menutup telinga mereka
jika menderngar deru pesawat tempur Israel. "Setiap
menit, rasanya kami harus siap mengucapkan perpisahan
satu sama lain. Kami tidak pernah tahu apakah kami
akan selamat esok hari," kata mereka pasrah. (ln/iol/eramuslim/ din)
Kabar dari Palestina
Kecaman kpd Israel (la'natullah) dan do'a kita untuk
peduduk Palestina masih belum cukup.
Mari kita bantu saudara2 kita dengan semampu kita,
salurkan infaq anda untuk membantu perjuangan
Palestina ke:
Bank Muamalat Indonesia (BMI) cabang Slipi
No. Rek. 311.01856.22 a/n Nurdin QQ Kispa.
Smoga Allah membalas kebaikan anda di dunia maupun di
akhirat.
Amin...
PELAJARAN
Dalam hitungan detik saya menerobos masuk, langsung ke ruang tamu dan bersembunyi di balik pintu. Sementara sekelompok anak berseragam putih abu-abu itu berhenti tepat di depan pintu. Cuma dua meter dari tempat saya. Wajah mereka penuh kemarahan. Saya menahan nafas dalam-dalam. Jantung berdegup kencang. Jika mereka menemukan saya, habislah sudah.
Cukup lama saya berada di balik pintu itu. Naluri saya melarang untuk keluar dari persembunyian walau sekelompok pelajar itu telah berlalu. Dari balik pintu saya masih mendengar suara mereka bertanya ke sana ke mari. Sesekali ada yang melintas di depan rumah sembari berlari. Mereka kehilangan jejak karena saya tiba-tiba raib.
Dalam situasi seperti itu, ibu pemilik rumah tiba-tiba muncul. Dia terkejut melihat saya sudah berada di ruang tamu rumahnya. Matanya penuh tanda tanya. Sebelum terjadi salah paham, kepadanya saya meminta maaf karena masuk ke rumahnya tanpa permisi. Dengan suara pelan saya menceritakan bahwa saya sedang dikejar-kejar sekelompok siswa sekolah lain. Sekolah saya dan sekolah mereka terlibat tawuran.
Di luar dugaan saya, sang ibu malah mempersilakan saya masuk ke salah satu kamar. “Lebih aman sembunyi di dalam kamar sana. Kalau di sini bisa ketahuan,” ujarnya. Ada perasaan tidak enak. Kamar tentu wilayah privat. Apalagi untuk tamu asing seperti saya. Tapi, ketakutan mengalahkan perasaan tidak nyaman. Saya lalu bersembunyi di kamar yang ditunjuk.
Tak lama kemudian rombongan siswa berseragam abu-abu itu muncul lagi. Kepada sang ibu mereka bertanya apa melihat ada orang dengan ciri-ciri seperti saya lewat di sekitar situ? Lamat-lamat saya mendengar sang ibu mengatakan dia sama sekali tidak melihat ada yang lewat. Ibu itu melindungi saya.
Untuk sekian lama saya berada di kamar hingga kemudian ibu pemilik rumah muncul membawa nampan berisi nasi dan lauk pauk. Lengkap dengan segelas air putih. Dia menyuruh saya makan dan meminta saya tetap di kamar karena rombongan anak-anak yang mengejar saya masih bergerombol tidak jauh dari rumahnya.
Melihat hidangan yang disajikan, ingatan saya kembali pada apa yang saya perbuat beberapa waktu lalu. Rumah tempat saya bersembunyi ini letaknya tidak jauh dari beberapa sekolah yang ada di kawasan Dok V, Jayapura. Di situ ada sebuah SMA, STM, dan SMP. Melihat peluang bisnis, pemilik rumah, ibu yang baru saja menyelamatkan saya, membuka warung makanan. Bagian samping rumahnya dia jadikan warung, tempat anak-anak yang bersekolah di sekitar situ bisa menyantap mie bakso dan jajanan lain.
Saya masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Teknik (setingkat SMP). Sekolah saya letaknya di Dok VII, sekitar satu kilometer dari lokasi warung. Tapi biasanya sepulang sekolah saya dan teman-teman mampir dulu ke warung itu. Kami biasa kumpul-kumpul di sana.
Kalau bangku di depan warung sudah penuh, ibu pemilik warung mempersilakan para pembeli duduk di dalam, di ruang makan keluarga mereka. Nah, situasi inilah yang sering saya dan teman-teman manfaatkan. Kebaikan ibu pemilik warung tersebut kami salah gunakan.
Kalau makan di warung itu, saya dan teman-teman sengaja memilih duduk di ruang makan. Jika pemilik warung lengah, salah satu dari kami segera membuka lemari makan dan mencuri lauk-pauk yang ada di dalamnya. Kadang tempe, empal, ikan goreng, kerupuk atau ayam goreng. Lauk-pauk ini tentu tidak dijual karena untuk konsumsi keluarga pemilik warung. Isi lemari inilah yang menjadi sasaran kami. Enak dan gratis. Pernah sekali kami kepergok. Tapi ibu itu diam saja. Tidak marah. Tidak pula meminta bayaran.
Kini, di ruangan yang tidak terlalu luas itu, di kamar pemilik rumah yang juga pemilik warung yang makanannya sering kami curi, saya mendapat perlindungan. Ibu itulah yang menolong saya. Dia menyembunyikan saya dari kejaran anak-anak SMA. Jika saja dia dendam atas perbuatan saya mencuri makanan di lemari makannya dulu, tentu dia tidak akan sudi menolong saya. Apalagi melindungi.
Sembari menyantap makanan di piring (makanan yang hampir sama dengan yang sering saya curi), perasaan sesak memenuhi rongga dada. “Tuhan, hari ini Engkau menunjukkan kepadaku pelajaran yang luar biasa dalam hidup. Bagaimana orang yang sering saya rugikan, bukannya membenci saya bahkan sebaliknya menyelamatkan saya”.
Peristiwa yang terjadi puluhan tahun lalu itu hingga kini terus membekas dalam ingatan. Sampai saat ini saya terus belajar dari kearifan sang ibu tersebut. Belajar bagaimana membalas perlakuan jahat orang dengan perbuatan baik. Tidak mudah, memang. Tetapi dengan begitu saya merasakan hidup menjadi lebih berarti.
Cukup lama saya berada di balik pintu itu. Naluri saya melarang untuk keluar dari persembunyian walau sekelompok pelajar itu telah berlalu. Dari balik pintu saya masih mendengar suara mereka bertanya ke sana ke mari. Sesekali ada yang melintas di depan rumah sembari berlari. Mereka kehilangan jejak karena saya tiba-tiba raib.
Dalam situasi seperti itu, ibu pemilik rumah tiba-tiba muncul. Dia terkejut melihat saya sudah berada di ruang tamu rumahnya. Matanya penuh tanda tanya. Sebelum terjadi salah paham, kepadanya saya meminta maaf karena masuk ke rumahnya tanpa permisi. Dengan suara pelan saya menceritakan bahwa saya sedang dikejar-kejar sekelompok siswa sekolah lain. Sekolah saya dan sekolah mereka terlibat tawuran.
Di luar dugaan saya, sang ibu malah mempersilakan saya masuk ke salah satu kamar. “Lebih aman sembunyi di dalam kamar sana. Kalau di sini bisa ketahuan,” ujarnya. Ada perasaan tidak enak. Kamar tentu wilayah privat. Apalagi untuk tamu asing seperti saya. Tapi, ketakutan mengalahkan perasaan tidak nyaman. Saya lalu bersembunyi di kamar yang ditunjuk.
Tak lama kemudian rombongan siswa berseragam abu-abu itu muncul lagi. Kepada sang ibu mereka bertanya apa melihat ada orang dengan ciri-ciri seperti saya lewat di sekitar situ? Lamat-lamat saya mendengar sang ibu mengatakan dia sama sekali tidak melihat ada yang lewat. Ibu itu melindungi saya.
Untuk sekian lama saya berada di kamar hingga kemudian ibu pemilik rumah muncul membawa nampan berisi nasi dan lauk pauk. Lengkap dengan segelas air putih. Dia menyuruh saya makan dan meminta saya tetap di kamar karena rombongan anak-anak yang mengejar saya masih bergerombol tidak jauh dari rumahnya.
Melihat hidangan yang disajikan, ingatan saya kembali pada apa yang saya perbuat beberapa waktu lalu. Rumah tempat saya bersembunyi ini letaknya tidak jauh dari beberapa sekolah yang ada di kawasan Dok V, Jayapura. Di situ ada sebuah SMA, STM, dan SMP. Melihat peluang bisnis, pemilik rumah, ibu yang baru saja menyelamatkan saya, membuka warung makanan. Bagian samping rumahnya dia jadikan warung, tempat anak-anak yang bersekolah di sekitar situ bisa menyantap mie bakso dan jajanan lain.
Saya masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Teknik (setingkat SMP). Sekolah saya letaknya di Dok VII, sekitar satu kilometer dari lokasi warung. Tapi biasanya sepulang sekolah saya dan teman-teman mampir dulu ke warung itu. Kami biasa kumpul-kumpul di sana.
Kalau bangku di depan warung sudah penuh, ibu pemilik warung mempersilakan para pembeli duduk di dalam, di ruang makan keluarga mereka. Nah, situasi inilah yang sering saya dan teman-teman manfaatkan. Kebaikan ibu pemilik warung tersebut kami salah gunakan.
Kalau makan di warung itu, saya dan teman-teman sengaja memilih duduk di ruang makan. Jika pemilik warung lengah, salah satu dari kami segera membuka lemari makan dan mencuri lauk-pauk yang ada di dalamnya. Kadang tempe, empal, ikan goreng, kerupuk atau ayam goreng. Lauk-pauk ini tentu tidak dijual karena untuk konsumsi keluarga pemilik warung. Isi lemari inilah yang menjadi sasaran kami. Enak dan gratis. Pernah sekali kami kepergok. Tapi ibu itu diam saja. Tidak marah. Tidak pula meminta bayaran.
Kini, di ruangan yang tidak terlalu luas itu, di kamar pemilik rumah yang juga pemilik warung yang makanannya sering kami curi, saya mendapat perlindungan. Ibu itulah yang menolong saya. Dia menyembunyikan saya dari kejaran anak-anak SMA. Jika saja dia dendam atas perbuatan saya mencuri makanan di lemari makannya dulu, tentu dia tidak akan sudi menolong saya. Apalagi melindungi.
Sembari menyantap makanan di piring (makanan yang hampir sama dengan yang sering saya curi), perasaan sesak memenuhi rongga dada. “Tuhan, hari ini Engkau menunjukkan kepadaku pelajaran yang luar biasa dalam hidup. Bagaimana orang yang sering saya rugikan, bukannya membenci saya bahkan sebaliknya menyelamatkan saya”.
Peristiwa yang terjadi puluhan tahun lalu itu hingga kini terus membekas dalam ingatan. Sampai saat ini saya terus belajar dari kearifan sang ibu tersebut. Belajar bagaimana membalas perlakuan jahat orang dengan perbuatan baik. Tidak mudah, memang. Tetapi dengan begitu saya merasakan hidup menjadi lebih berarti.
diambil dari http://www.kickandy.com/index.php?ar_id=MTI2NQ==&screen=7
mualllaf
Seorang jurnalis Yahudi*, Leopold Weiss:
Pemandangan kaum muslimin yang sedang shalat menjadi benang pertama dalam kisah keislamannya. Dia menuturkan kisah keislamannya dalam bukunya yang berjudul The Road to Mecca (Jalan ke Mekah).
Dia bercerita, “Pada musim gugur tahun 1922, aku tinggal di sebuah rumah di kota tua al-Quds. Seringkali aku duduk-duduk di dekat jendela yang memanjang di atas halaman luas di belakang rumah itu. Halaman itu milik seorang laki-laki Arab yang biasa dipanggil ‘Pak Haji’. Dia sering menyewakan keledai-keledainya untuk tunggangan dan angkutan barang. Dia menjadikan sebagian halaman itu sebagai tempat singgah bagi kafilah-kafilah. Di siang hair, tubuh-tubuh onta gemuk biasa menderum di halaman tersebut. Sejumlah laki-laki selalu ramai, serius mengurusi unta-unta dan keledai-keledai itu. …Pak Haji sendiri selalu mengumpulkan mereka beberapa kali di siang hari untuk shalat. Mereka semua berdiri dalam satu shaf yang memanjang, dan Pak Haji yang menjadi imam. Mereka ibarat sebuah pasukan kalau dilihat dari gerakan-gerakan mereka. Semuanya serempak membungkuk ke arah Mekah, kemudian menyungkur sujud. Dahi-dahi mereka menempel ke bumi. Mereka mengikuti ucapan-ucapan pelan pemimpin mereka. Dia berdiri di antara rukuk dan sujud, dengan meletakkan kedua kakinya. Yang tak beralas di atas sajadahnya yang khusus untuk shalat, meletakkan kedua tangannya di atas dadanya, dan menggerak-gerakkan bibirnya tanpa suara., tenggelam dalam kekhusyukan yang dalam. Engkau akan dapat melihat kalau dia shalat dengan segenap jiwanya. Aku benar-benar dibuat gelisah melihat shalat yang begitu mendalam diikuti gerakan-gerakan tubuh yang otomatis. Maka, pada suatu hari aku bertanya kepada Pak Haji, karena dia paham sedikit-sedikt bahasa Inggris., “Apakah Anda benar-benar yakin bahwa Allah melihat penghormatan-penghormatan yang Anda tampakkan kepada-Nya dengan mengulang-ulang rukuk dan sujud itu? Bukankah lebih tepat kalau seseorang memisahkan lalu shalat kepada Allah dengan hatinya? Untuk apa semua gerakan-gerakan tubuh Anda itu?” Hampir-hampir aku tidak mampu melontarkan pertanyaan-pertanyaan itu tanpa merasa bersalah dan mencela diri sendiri. Hal itu karena aku tidak berniat melukai perasaan orang tua yang salaeh ini. Akan tetapi, Pak Haji tidak menampakkan sedikit pun tanda-tanda tersinggung. Malah mulutnya melebarkan senyuman. Dia menjawab, “Kalau begitu, dengan cara apakah kita menyembah Allah? Bukankah jasad dan ruh itu Allah ciptakan bersamaan? Jika demikian halnya, tidak wajibkah manusia shalat dengan jasadnya sebagaimana dia shalat dengan ruhnya? Dengarlah, saya akan memahamkan Anda mengapa kami kaum muslimin melaksanakan shalat sebagaimana yang kami lakukan selama ini. Kami mengarahkan wajah-wajah kami ke arah Ka’bah, Baitullah al-Haram, di Mekah, dan seluruh kaum muslimin di manapun mereka berada juga menghadap ke arah Ka’bah dalam shalat mereka. Kami ini seperti satu tubuh. Allahlah yg menjadi pusat pikiran kami saat itu.
Pertama-tama kami berdiri lurus, lalu membaca sejumlah ayat dari al-Quran al-Karim dengan penuh keyakinan bahwa ia adalah firman Allah yang diturunkan kepada manusia. Maksudnya agar kami menjadi orang-orang yang selalu lurus dan ridha dalam kehidupan dunia. Kemudian—untuk mengingatkan diri-diri kami—kami mengucapkan bahwa tidak ada satu pun yang berhak disembah kecuali Allah. Lalu kami rukuk karena kami menganggap Allah ada di atas segala sesuatu. Kami memuji kebesaran dan keagungan-Nya. Sesudah itu kami sujud meletakkan dahi-dahi kami ke tanah dengan penuh kesadaran bahwa kami asalnya tidak ada dan berasal dari tanah, dan bahwa Dialah yang menciptakan kami. Dia Tuhan kami Yang Mahatinggi. Lalu kami mengangkat wajah kami dari bumi dan duduk berdoa kepada-Nya dengan harapan Dia mengampuni dosa-dosa kami, mencurahkan rahmat-Nya kepada kami, memberi hidayah ke jalan-Nya yang lurus, dan melimpahi kesehatan dan rezeki kepada kami. Kemudian kami sujud untuk kedua kalinya ke bumi, meletakkan dahi-dahi kami ke tanah di hadapna keagungan Zat Yang Maha Esa lagi Mahatunggal. Setelah itu, kami duduk meluruskan punggung kami, berdoa kepada Allah dengan harapan Dia melimpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada kami, dan kepada seluruh Nabi sebelum beliau, serta memberkati kami dan seluruh orang yang mengikuti jalan-Nya. Kami memohon kepada-Nya agar melimpahkan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Akhirnya, kami memalingkan wajah kami ke kanan dan ke kiri seraya berucap: Assalamu’alaikum warahmatullahiwa barakatuhu, memberi salam kepada seluruh orang saleh di mana pun mereka berada.”
Kemudian Muhammad Asad (Leopold Weiss) berkata, “Beberapa tahun kemudian, aku menyadari bahwa Pak Haji dengan penjelasan yang panjang lebar itu telah membukakan pintu awal buatku untuk masuk Islam. Akan tetapi, sampai saat itu, yaitu sebelum aku dipenuhi pikiran bahwa Islam suatu ketika mungkin menjadi agamaku, aku mulai merasakan ketenangan yang tidak seperti biasanya setiap kali aku melihat—dan sangat sering aku melihat– seorang laki-laki berdiri dengan kaki telanjang di atas sajadahnya, atau di atas tikar dari daun kurma, atau di atas tanah kosong, bersedekap dan menundukkan kepalanya, tenggelam dengan urusan dirinya, lupa dengan segala yang sedang terjadi di sekelilingnya, baik itu terjadi di salah satu masjid atau di tepi sebuah jalan yang ramai. Laki-laki yang percaya diri.”
Pemandangan kaum muslimin yang sedang shalat menjadi benang pertama dalam kisah keislamannya. Dia menuturkan kisah keislamannya dalam bukunya yang berjudul The Road to Mecca (Jalan ke Mekah).
Dia bercerita, “Pada musim gugur tahun 1922, aku tinggal di sebuah rumah di kota tua al-Quds. Seringkali aku duduk-duduk di dekat jendela yang memanjang di atas halaman luas di belakang rumah itu. Halaman itu milik seorang laki-laki Arab yang biasa dipanggil ‘Pak Haji’. Dia sering menyewakan keledai-keledainya untuk tunggangan dan angkutan barang. Dia menjadikan sebagian halaman itu sebagai tempat singgah bagi kafilah-kafilah. Di siang hair, tubuh-tubuh onta gemuk biasa menderum di halaman tersebut. Sejumlah laki-laki selalu ramai, serius mengurusi unta-unta dan keledai-keledai itu. …Pak Haji sendiri selalu mengumpulkan mereka beberapa kali di siang hari untuk shalat. Mereka semua berdiri dalam satu shaf yang memanjang, dan Pak Haji yang menjadi imam. Mereka ibarat sebuah pasukan kalau dilihat dari gerakan-gerakan mereka. Semuanya serempak membungkuk ke arah Mekah, kemudian menyungkur sujud. Dahi-dahi mereka menempel ke bumi. Mereka mengikuti ucapan-ucapan pelan pemimpin mereka. Dia berdiri di antara rukuk dan sujud, dengan meletakkan kedua kakinya. Yang tak beralas di atas sajadahnya yang khusus untuk shalat, meletakkan kedua tangannya di atas dadanya, dan menggerak-gerakkan bibirnya tanpa suara., tenggelam dalam kekhusyukan yang dalam. Engkau akan dapat melihat kalau dia shalat dengan segenap jiwanya. Aku benar-benar dibuat gelisah melihat shalat yang begitu mendalam diikuti gerakan-gerakan tubuh yang otomatis. Maka, pada suatu hari aku bertanya kepada Pak Haji, karena dia paham sedikit-sedikt bahasa Inggris., “Apakah Anda benar-benar yakin bahwa Allah melihat penghormatan-penghormatan yang Anda tampakkan kepada-Nya dengan mengulang-ulang rukuk dan sujud itu? Bukankah lebih tepat kalau seseorang memisahkan lalu shalat kepada Allah dengan hatinya? Untuk apa semua gerakan-gerakan tubuh Anda itu?” Hampir-hampir aku tidak mampu melontarkan pertanyaan-pertanyaan itu tanpa merasa bersalah dan mencela diri sendiri. Hal itu karena aku tidak berniat melukai perasaan orang tua yang salaeh ini. Akan tetapi, Pak Haji tidak menampakkan sedikit pun tanda-tanda tersinggung. Malah mulutnya melebarkan senyuman. Dia menjawab, “Kalau begitu, dengan cara apakah kita menyembah Allah? Bukankah jasad dan ruh itu Allah ciptakan bersamaan? Jika demikian halnya, tidak wajibkah manusia shalat dengan jasadnya sebagaimana dia shalat dengan ruhnya? Dengarlah, saya akan memahamkan Anda mengapa kami kaum muslimin melaksanakan shalat sebagaimana yang kami lakukan selama ini. Kami mengarahkan wajah-wajah kami ke arah Ka’bah, Baitullah al-Haram, di Mekah, dan seluruh kaum muslimin di manapun mereka berada juga menghadap ke arah Ka’bah dalam shalat mereka. Kami ini seperti satu tubuh. Allahlah yg menjadi pusat pikiran kami saat itu.
Pertama-tama kami berdiri lurus, lalu membaca sejumlah ayat dari al-Quran al-Karim dengan penuh keyakinan bahwa ia adalah firman Allah yang diturunkan kepada manusia. Maksudnya agar kami menjadi orang-orang yang selalu lurus dan ridha dalam kehidupan dunia. Kemudian—untuk mengingatkan diri-diri kami—kami mengucapkan bahwa tidak ada satu pun yang berhak disembah kecuali Allah. Lalu kami rukuk karena kami menganggap Allah ada di atas segala sesuatu. Kami memuji kebesaran dan keagungan-Nya. Sesudah itu kami sujud meletakkan dahi-dahi kami ke tanah dengan penuh kesadaran bahwa kami asalnya tidak ada dan berasal dari tanah, dan bahwa Dialah yang menciptakan kami. Dia Tuhan kami Yang Mahatinggi. Lalu kami mengangkat wajah kami dari bumi dan duduk berdoa kepada-Nya dengan harapan Dia mengampuni dosa-dosa kami, mencurahkan rahmat-Nya kepada kami, memberi hidayah ke jalan-Nya yang lurus, dan melimpahi kesehatan dan rezeki kepada kami. Kemudian kami sujud untuk kedua kalinya ke bumi, meletakkan dahi-dahi kami ke tanah di hadapna keagungan Zat Yang Maha Esa lagi Mahatunggal. Setelah itu, kami duduk meluruskan punggung kami, berdoa kepada Allah dengan harapan Dia melimpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada kami, dan kepada seluruh Nabi sebelum beliau, serta memberkati kami dan seluruh orang yang mengikuti jalan-Nya. Kami memohon kepada-Nya agar melimpahkan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Akhirnya, kami memalingkan wajah kami ke kanan dan ke kiri seraya berucap: Assalamu’alaikum warahmatullahiwa barakatuhu, memberi salam kepada seluruh orang saleh di mana pun mereka berada.”
Kemudian Muhammad Asad (Leopold Weiss) berkata, “Beberapa tahun kemudian, aku menyadari bahwa Pak Haji dengan penjelasan yang panjang lebar itu telah membukakan pintu awal buatku untuk masuk Islam. Akan tetapi, sampai saat itu, yaitu sebelum aku dipenuhi pikiran bahwa Islam suatu ketika mungkin menjadi agamaku, aku mulai merasakan ketenangan yang tidak seperti biasanya setiap kali aku melihat—dan sangat sering aku melihat– seorang laki-laki berdiri dengan kaki telanjang di atas sajadahnya, atau di atas tikar dari daun kurma, atau di atas tanah kosong, bersedekap dan menundukkan kepalanya, tenggelam dengan urusan dirinya, lupa dengan segala yang sedang terjadi di sekelilingnya, baik itu terjadi di salah satu masjid atau di tepi sebuah jalan yang ramai. Laki-laki yang percaya diri.”
Iran Gantung Warganya Yang Jadi Spion Israel
SUMBER: ANTARA
Teheran, (ANTARA News) - Iran pekan ini melaksanakan hukuman mati terhadap seorang warganya karena melakukan kegiatan mata-mata terhadap militer mereka untuk Israel, kata pengadilan di Teheran, Sabtu.
Pernyataan pengadilan yang diperoleh Reuters mengatakan bahwa pengusaha Ali Ashtari telah dijatuhi hukuman gantung pada Senin pagi. Pernyataan itu mengatakan, Ali ditahan pada 2006 karena menjadi agen badan intelijen Israel, Mossad, selama tiga tahun.
Ketegangan-ketegangan antara Iran dan Israel semakin memuncak pada bulan-bulan terakhir ini berkaitan dengan program nuklir Teheran.
Israel, yang diyakini sebagai satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, menuduh Iran berusaha membangun persenjataan nuklir. Iran membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa program nuklirnya adalah untuk kepentingan sipil.
“Ali Ashtari, seorang warga Iran yang melakukan mata-mata untuk rezim Zionis Israel, telah digantung pada Senin pagi,” kata pernyatan tersebut. Keterangan itu juga menyebut Ashtari ditahan sejak akhir 2006.
Dia divonis hukuman mati pada Juni tahun ini, kata laporan media Iran. Pada saat itu, laporan-laporan mengatakan bahwa Ashtari, 43 tahun, adalah seorang manajer satu perusahaan yang menjual alat-alat komunikasi dan keamanan kepada pemerintah Iran.
Seorang pejabat pemerintah Israel mengatakan pada Juni lalu, bahwa Israel tidak tahu mengenai kasus ini. Kementerian luar negeri negara Yahudi itu tak segera bisa dimintai tanggapannya mengenai kasus itu.
“Ashtari, telah selama tiga tahun bekerjasama dengan Mossad melakukan aktivitasnya untuk kepentingan Mossad, dan terhadap beberapa kejadian dia berhasil membentuk kondisi yang bagus bagi kepentingan Israel,” kata pernyataan pengadilan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Berkunjung Ke Luar Negeri
Pernyataan juga mengatakan, Ashtari telah diberi suatu ‘peralatan khusus’ untuk bisa melakukan hubungan dengan Mossad. Dia menerima peralatan tersebut ketika mengunjungi perusahaan-perusahaan asing pada pameran-pameran dagang di luar negeri.
“Mata-mata ini juga mengaku bahwa para agen Mossad telah memberikan kepadanya nama-nama beberapa manajer dan para pakar dari pusat-pusat militer yang sensitif, yang dia yakini bahwa mereka melakukan kunjungan ke luar negeri dan bertemu dengan Israel …,” kata pernyataan itu.
Tayangan televisi yang disiarkan pada Juni menunjukkan bahwa Ashtari di pengadilan mengakui kegiatannya.
Kantor berita Iran Mehr mengatakan, jenazah Ashtari telah diserahkan kepada keluarganya dan telah dikebumikan.
Kantor berita resmi Iran IRNA Sabtu juga melaporkan, bahwa satu kelompok terdiri empat ‘teroris’ dengan ‘peralatan dan metode zionis telah ditahan di Iran barat. Laporan tiu menyebutkan bahwa mereka berencana akan melakukan serangkaian pembunuhan. Berita itu tidak menjelaskan kapan mereka ditahan.
Iran seringkali menuduh Israel dan negara musuhnya lainnya, seperti Amerika Serikat, berusaha mengacau Republik Islam itu.(*)
Teheran, (ANTARA News) - Iran pekan ini melaksanakan hukuman mati terhadap seorang warganya karena melakukan kegiatan mata-mata terhadap militer mereka untuk Israel, kata pengadilan di Teheran, Sabtu.
Pernyataan pengadilan yang diperoleh Reuters mengatakan bahwa pengusaha Ali Ashtari telah dijatuhi hukuman gantung pada Senin pagi. Pernyataan itu mengatakan, Ali ditahan pada 2006 karena menjadi agen badan intelijen Israel, Mossad, selama tiga tahun.
Ketegangan-ketegangan antara Iran dan Israel semakin memuncak pada bulan-bulan terakhir ini berkaitan dengan program nuklir Teheran.
Israel, yang diyakini sebagai satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, menuduh Iran berusaha membangun persenjataan nuklir. Iran membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa program nuklirnya adalah untuk kepentingan sipil.
“Ali Ashtari, seorang warga Iran yang melakukan mata-mata untuk rezim Zionis Israel, telah digantung pada Senin pagi,” kata pernyatan tersebut. Keterangan itu juga menyebut Ashtari ditahan sejak akhir 2006.
Dia divonis hukuman mati pada Juni tahun ini, kata laporan media Iran. Pada saat itu, laporan-laporan mengatakan bahwa Ashtari, 43 tahun, adalah seorang manajer satu perusahaan yang menjual alat-alat komunikasi dan keamanan kepada pemerintah Iran.
Seorang pejabat pemerintah Israel mengatakan pada Juni lalu, bahwa Israel tidak tahu mengenai kasus ini. Kementerian luar negeri negara Yahudi itu tak segera bisa dimintai tanggapannya mengenai kasus itu.
“Ashtari, telah selama tiga tahun bekerjasama dengan Mossad melakukan aktivitasnya untuk kepentingan Mossad, dan terhadap beberapa kejadian dia berhasil membentuk kondisi yang bagus bagi kepentingan Israel,” kata pernyataan pengadilan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Berkunjung Ke Luar Negeri
Pernyataan juga mengatakan, Ashtari telah diberi suatu ‘peralatan khusus’ untuk bisa melakukan hubungan dengan Mossad. Dia menerima peralatan tersebut ketika mengunjungi perusahaan-perusahaan asing pada pameran-pameran dagang di luar negeri.
“Mata-mata ini juga mengaku bahwa para agen Mossad telah memberikan kepadanya nama-nama beberapa manajer dan para pakar dari pusat-pusat militer yang sensitif, yang dia yakini bahwa mereka melakukan kunjungan ke luar negeri dan bertemu dengan Israel …,” kata pernyataan itu.
Tayangan televisi yang disiarkan pada Juni menunjukkan bahwa Ashtari di pengadilan mengakui kegiatannya.
Kantor berita Iran Mehr mengatakan, jenazah Ashtari telah diserahkan kepada keluarganya dan telah dikebumikan.
Kantor berita resmi Iran IRNA Sabtu juga melaporkan, bahwa satu kelompok terdiri empat ‘teroris’ dengan ‘peralatan dan metode zionis telah ditahan di Iran barat. Laporan tiu menyebutkan bahwa mereka berencana akan melakukan serangkaian pembunuhan. Berita itu tidak menjelaskan kapan mereka ditahan.
Iran seringkali menuduh Israel dan negara musuhnya lainnya, seperti Amerika Serikat, berusaha mengacau Republik Islam itu.(*)
Langganan:
Postingan (Atom)