Sabtu, 03 Januari 2009

Hati-Hati Kaligrafi Kristiani Dijual Bebas


Bisa dipastikan, hampir tak seorang pun umat Islam yang tidak menyukai kaligrafi Islam yang memuat ayat-ayat tertentu dari Al-Qur‘an. Misalnya, kaligrafi khat Arab bacaan Allah, Allahu Akbar, Muhammad, Basmalah, ayat Kursi, surat Al-Fatihah, dll. Ini adalah hal yang baik dan perlu dilestarikan. Sebab memajang ayat-ayat dengan tulisan indah di rumah adalah salah satu ekspresi kecintaan kepada Al-Qur‘an.

Tetapi, untuk kaligrafi model satu ini –dan kaligrafi lainnya yang sejenis– kaum Muslimin jangan tertipu oleh musang berbulu ayam. Sebab kaligrafi ini pun indah dan dijual bebas di berbagai toko buku. Kaligrafi melingkar ukuran setengah meter persegi ini bagian tengahnya bertuliskan “abana” yang berarti “bapa kami”. Dalam teologi Kristen, kata ini berarti Allah (Allah Bapak). Bila dibaca dengan teliti, maka bacaan yang lengkap adalah “abana alladzi fis-samawati….dst”.



Tanyakanlah kepada ustadz yang hafal Al-Qur‘an, ayat tersebut ada di surat apa dan ayat berapa? Pasti ustadz tersebut akan geleng-geleng kepala seraya menjawab bahwa itu bukan ayat Al-Qur‘an. Jawaban ini tepat sekali, karena kaligrafi ini bukan Al-Qur‘an, tapi ayat Bibel, tepatnya Injil Matius pasal 6 ayat 9-13 yang terjemah Indonesianya demikian:

“Karena itu berdoalah demikian: Bapak kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.”

Entah sudah berapa banyak kaum Muslimin yang menghiasi rumahnya dengan ayat Bibel berupa kaligrafi kristiani tersebut, mengingat kaligrafi itu dijual di seluruh Indonesia. Padahal sebutan “Bapak Kami” kepada Allah adalah kesalahan besar yang bertentangan dengan Al-Qur`an surat Al-Ikhlash 1-4.Sumber: www.swaramuslim.com

4 komentar:

  1. hmmmm..... menurut hemat saya,
    bagi kaum Muslim sebagai kaum mayoritas pemeluk agama di Indonesia, hendaklah sedikit bersikap untuk tidak Munafik dan mengharamkan hal hal seperti diatas. Saya mengnjurkan ada baiknya kita mulai berubah deh.. tidak usah merasa diri yang paling baik dan benar.
    Justru sebaliknya, alangkah bahagianya bila kita kalau bisa saling memperkaya dan berbagi pengalaman iman.
    Banyak isi yang ada dalam Al Qur an pun sama dengan yang ada di Alkitab (Injil/ Kitab Suci Kristiani)
    contoh: Posisi Siti Maryam misalnya, dalam Agama Islam, Siti Maryam mendapat satu tempat khusus yang begitu dihormati, bahkan kaum Muslim di daerah Urdu, Turki ada yang juga berdoa secara khusus pada siti Maryam ini. Demikian juga di agama Kristiani dimana Maryam/ Maria pun mendapat tempat yang sama, dan dihormati.
    Jadi tolonglah antara sesama umat beragama yang hidup di Indonesia ini selayaknya bersyukur karena dengan adanya multi agama di negara Pancasila, kita bisa saling menambah wawasan dan memperkaya iman.
    bukan malahan saling menganggap haram dan ajaran agama sayalah yang terbaik.
    Kalau ada kaum Muslim yang di rumahnya menempel stiker atau kaligrafi semacam ini menurut saya tidak masalah juga, karena itu adalah salah satu bentuk doa.
    Doa itu sebagai wujud syukur kepada Tuhan.
    Jangan terlalu Munafik dan merasa suci sendiri, karena itu justru malah akan membuat kita semakin terpuruk.

    BalasHapus
  2. hanya bahasa saja yang berlainan, jangan dibuat menjadi hal yang diharamkan. justru yang kita harus lihat inti dari doa sebagai ungkapan syukur.

    BalasHapus
  3. Umat Muslim, hampir 90% tatacara ibadat Islam, baik di Masjid maupun di luar Masjid, diambil dari tatacara Kristiani Orthodox, yang saat ini terdesak di Syria, Mesir, Ethiopia, dan Iran. Tatacara Kristiani Orthodox ini, seperti shalat, berwudhu, dan lain-lain, yang dipergunakan saat ini hendaklah membuat umat Muslim bersikap sangat toleran kepada Umat Kristiani dan menyadari sepenuhnya bahwa Nabi Muhammad SAW benar-benar menghormati Isa as sebagai Rohul ALLAH (Roh ALLAH). Dengan kata lain, Nabi Isa as memang benar-benar ALLAH dan juga benar-benar manusia. Di dalam kegaiban ALLAH, unsur ke-Illahian-an dan kemanusiaan dapat berpadu secara sangat harmonis. Di dalam kegaiban ALLAH, ALLAH pun dapat dengan sangat mudahnya lahir ke dunia dan berjalan-jalan bersama kita di muka Planet Bumi ini. Dan itu pernah terjadi satu kali, yaitu ketika Jesus Kristus/Isa as berada di Planet Bumi ini. Saya selaku penganut Hindu pun telah memahami hal ini berdasarkan agama saya dan saya pun semakin yakin bahwa Isa as adalah Sanghyang Tunggal, Sang Pemilik Alam ini. Sang Pencipta Manusia dan Sang Pencipta Para Dewa (Syiwa, Brahma, Wisnu, dan lain-lain).
    Semoga pesan ini dapat mencairkan hati Umat Muslim tentang apa yang bersifat ekstrim yang telah diperbuat kepada sesama saudara kita, Umat Kristiani. Di mana pun Umat Islam berada.

    BalasHapus
  4. Mengenai kaligrafi Arab yang mengambil ayat-ayat atau doa-doa Kristiani, bukanlah suatu hal yang patut dipermasalahkan karena huruf dan kaligrafi Arab sudah lahir jauh sebelum Agama Islam lahir. Dari data historis Arabia, kerajaan-kerajaan di Jazirah Arabia, baik di Arabia Utara (keturunan Sem, keturunan Ismail/Ismael) maupun di Arabia Selatan (Keturunan Ham, keturunan Yoktan). Sama halnya, jika doa-doa atau ayat-ayat Kristiani tsb. ditulis dalam kaligrafi Pallawa dalam Bahasa Sansekerta, itu pun sangat indah, mengagumkan, dan merupakan adi karya yang adi luhung, seperti halnya doa-doa dan ayat-ayat Weda dari agama Hindu ditulis dalam kaligrafi Pallawa dalam Bahasa Sansekerta.
    Salam hangat dari saya, Prabu Kertawijaya, kepada Umat Muslim dan Umat Kristiani. Semoga keterangan saya ini membawa kesejukan, kerukunan, dan kejayaan umat manusia di Planet Bumi ini. Rahayu.

    BalasHapus